Kamis, 11 Februari 2010

Deja vu: Apa? Mengapa? Bagaimana?


Pernahkah Anda tiba-tiba mengingat pernah melakukan kegiatan ini sebelumnya? Pernahkah Anda merasa pernah melihat seseorang yang tidak Anda kenali sebelumnya? Pernahkah Anda merasa pernah mengunjungi suatu tempat sebelumnya? padahal semuanya belum? Anda barangkali mengalami deja vu...

Manusia tercipta dengan beberapa keunikan dan keanehan yang sebanarnya belum disadari oleh manusia itu sendiri. Ada beberapa fenomena aneh yang sering dialami manusia, diantaranya:
1. Precognition
Istilah ini yang sering kali disebut dengan "penglihatan" digunakan untuk menggambarkan bahwa seseorang telah "melihat atau menyaksikan" sebuah kejadian baik itu melalui mimpi atau lamunan, yang ternyata sesuai dengan kejadian yang terjadi beberapa jam atau hari setelahnya.
2. Clairvoyance
Fenomena ini sebenarnya mirip dengan Precognition. Perbedaannya, jika pada Precognition seseorang "melihat" suatu kejadian lebih dahulu dari kejadian sebenarnya, maka pada Clairvoyance seseorang "melihat" sebuah kejadian yang terjadi di sebuah tempat yang jauh namun pada saat yang bersamaan dengan terjadinya kejadian yang sebenarnya.
3. Telekinesis
Fenomena ini sedikit berbeda dengan kedua fenomena sebelumnya. Istilah telekinesis digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana seseorang mampu memindahkan sesuatu object tanpa menyentuhnya.
4. Déjà Vu
Fenomena ini menyatakan bahwa seseorang mengalami suatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya
5. Combinations
Merupakan kombinasi dari fenomena-fenomena di atas.

Dalam penulisan karya tulis ini, fenomena aneh yang akan dibahas lebih mendalam adalah “déjà vu”. Tidak perlu khawatir, déjà vu bukan hanya khas Indonesia karena dialami oleh lebih dari 70% orang yang hidup di bumi ini. Déjà vu merupakan salah satu psyche (bagian dari kehidupan) setiap bangsa. Oleh sebab itu, semua bangsa mengenal kata ini.
Déjà vu adalah sebuah frasa Perancis yang arti secara harfiahnya adalah “pernah melihat”. Maksudnya, seseorang mengalami suatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya. Fenomena ini juga disebut dengan istilah “paramnesia” dari bahasa Yunani “para” yang artinya “sejajar” dan “mnimi” yang artinya “ingatan”. Paramnesia juga disebut “promnesia”.
Nama “Déjà vu” sendiri sebenarnya dikemukakan pertama kali oleh seorang ilmuwan Perancis yang bernama Emile Boirac yang telah mempelajarinya pada tahun (1851-1917) dibukunya yang berjudul “L’Avenir des sciences Psychiques” yang ditulisnya pada saat dia mengenyam pendidikan di University of Chicago.
Pengalaman déjà vu biasanya dibarengi dengan perasaan “sudah kenal” atau “sudah tahu”. Sering kali déjà vu menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan karena manusia seperti dipaksa secara tidak sengaja untuk menyaksikan potongan film kehidupannya yang mungkin menyeramkan, ganjil, atau bahkan tidak masuk akal. Biasanya pengalaman ini berhubungan dengan mimpi walaupun dibeberapa kasus secara jelas pengalaman ini “pernah benar terjadi sebelumnya”.
Déjà vu ini memiliki beberapa variasi, yaitu:
1. Déjà vecu yang artinya pernah mengalami.
2. Déjà senti yang artinya memikirkannya.
3. Déjà visite yang artinya mengunjunginya.
Ada juga 3 tipe déjà vu, yaitu:
1. déjà vu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi (life déjà vu)
2. déjà vu yang berkaitan dengan perasaan (sense/feeling déjà vu)
3. déjà vu yang berkaitan dengan tempat (place déjà vu)
4. Kombinasi dari ketiga gejala déjà vu tersebut, di mana seseorang merasa pernah hidup sebagai orang lain di satu tempat dan waktu yang sama, bahkan merasakan perasaan yang sama pula.
Dari beberapa variasi dan tipe déjà vu diatas, maka dapat ditarik hubungan bahwa:
• Déjà vecu merupakan déjà vu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi (life déjà vu)
• Déjà senti merupakan déjà vu yang berkaitan dengan perasaan (sense/feeling déjà vu)
• Déjà visite merupakan déjà vu yang berkaitan dengan tempat (place déjà vu)
Terkadang déjà vu juga diuraikan seperti perasaan yang telah melihat atau mengalami sesuatu sebelum ketika orang yang mengalami hal tersebut mengetahui kapan dia pernah melakukannya. Namun déjà vu disalahgunakan sebagi suatu pengalaman precognitive, perasaan pernah mengalami sesuatu dan mengetahui persisnya apa yang akan terjadi berikutnya, dan itu terjadi.
Suatu hal yang penting dari déjà vu adalah mengalami sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sedangkan suatu hal yang penting dari precognitive adalah menunjukkan sesuatu yang akan terjadi di masa depan, namun bukan suatu hal yang pernah dilakukan atau dilihat di masa depan.
Déjà vu dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Associative Déjà Vu
Tipe déjà vu yang paling umum dialami oleh orang-orang sehat normal adalah associative secara alami di dunia ini. Manusia melihat, mendengar, membaui atau mengalami suatu kejadian yang berkaitan dengan suatu perasaan bahwa manusia tersebut berhubungan dengan sesuatu yang telah dilihat, didengar, dibaui, atau dialami oleh manusia tersebut. Ilmuwan terdahulu berpikir bahwa déjà vu jenis ini adalah suatu pengalaman “ingatan dasar” dan berasumsi bahwa pusat memori otak yang bertanggung jawab untuk itu.
2. Biological Déjà vu
Ada juga kejadian déjà vu antar orang-orang dengan epilepsi cuping sementara. Tepat sebelum epilepsi, penderita sering mengalami atau merasa déjà vu. Dengan adanya pengklasifiasian di atas dapat teridenfikasi bahwa isyarat otak dimana déjà vu jenis ini dimulai. Namun, dengan alasan ini pula déjà vu jenis ini berbeda gengan tipikal déjà vu sendiri. Orang yang mengalami déjà vu jenis ini mungkin akan mempercayai bahwa mereka telah mengalami peristiwa atau keadaan yang sama sebelumnya, disbanding dengan perasaan yang cepat berlalu.

Pengertian Déjà Vu dilihat dari sudut pandang psikologi.

Pengertian Déjà vu dari sudut pandang psikologi adalah ilusi seperti sudah kenal/ sudah akrab dengan suatu tempat yang sama sekali asing. Timbulnya peristiwa ini diyakini orang sebagai akibat adanya syarat yang sudah dikenali, namun ada dalam sub-ambang kesadaran. Sebagai contoh, ketika berjalan-jalan ditengah kota, beberapa ciri tampak seperti sama dengan penghayatan yang pernah dialami di tempat lain.
Sedangkan, ilusi adalah suatu persepsi yang keliru / menyimpang. Ilusi bermacam-macam jenisnya. Beberapa merupakan ilusi gerak, seperti gerak stroboscopic (berputar berpusing-pusing), gerak Otokinetis, dan gerak yang dijabarkan. Ilusi persepsi menunjuk pada kejelasan dari jatuh berkumpulnya secara sepental garis-garis paralel dikejauhan. Ilusi lainnya mencakup penyajian yang keliru dari bentuk-bentuk spatial tertentu, seperti ilusi Muller_Lyer, Poggendorf, dan Zollnor. Ilusi lainnya lagi mencakup perspektif yang diputar balik seperti ilusi Peter_Paul Goblet dan ilusi tangga rumah.
Dalam ilmu psikologi, Déjà vu merupakan gangguan ingatan. Ingatan (kenangan, memori) adalah kesangguapan untuk mencatat, menyimpan, memproduksi isi dan tanda-tanda kesadaran. Jadi proses ingatan terdiri dari 3 unsur yaitu: pencatatan (mencamkan, reception and registration), penyimpanan ( menahan, retention, preservation), pemanggilan kembali (recalling).
Gangguan ingatan terjadi bila terdapat gangguan pada satu atau lebih dari 3 unsur tersebut, faktor yang mempengaruhi adalah keadaan jasmaniah ( kelelahan, sakit kegelisahan), dan umur. Sesudah usia 50 tahun fungsi ingatan akan berkurang secara bertahap. Berikut beberapa bentuk gangguan ingatan :
• Amnesia
Ketidakmamapuan mengingat kembali pengalaman yang ada, dapat bersifat sebagian atau total retrograde/antegrad dan dapat ditimbulkan oleh faktor organic/psikogen. Sebab organik/ psikogen. Sebab organik, kerusakan pada unsur pencatatan dan penyimpanan, sedangkan sebab psikogen karena proses pemanggilan kembali terhalang oleh factor psikologis. Pada amnesia psikogen : tidak ada gangguan kesadaran, tidak ada kerusakan intelektual, bersifat selektif terhadap kejadian yang tidak ada kerusakan fungsi intelektual, bersifat selektif terhadap kejadian yang tidak menyenangkan, dapat terjadi penyembuhan secara tiba-tiba dan sempurna.
• Hipernemsia
Suatu keadaan pemanggilan kembali yang berlebihan sehingga seseorang dapat menggambarkan kejadian-kejadian yang lalu dengan sangat teliti sampai kepada hal-hal yang sekecil-kecilnya.
• Paramnesia atau Déjà vu (pemalsuan/ pemiuhan ingatan).
Adalah gangguan dimana terjadi penyimpangan/ pemiuhan terhadap ingatan-ingatan lama yang dikenal dengan baik. Hal ini terjadi akibat distorsi proses pemanggilan paramnesia berguna sebagai pelindung terhadap rasa takut.


Pengertian Déjà Vu dilihat dari sudut pandang biologis.


Secara biologis, penjelasan pengalaman déjà vu itu bukan sebagai pengenalan atau pernah mengalami tetapi sebuah anomali memori. Bisa juga sebagai dampak dari fenomena memori yang lazim disebut “pemanggilan ulang”.
Penjelasan ini memperkuat fakta bahwa “penataan ulang memori” pada saat tertentu mempengaruhi keadaan alam sadar manusia (dibeberapa kasus). Tapi, pada saat itu terjadi orang yang mengalami hal tersebut tidak mengetahui kapan, dimana, dan bagaimana bisa hal itu terjadi. Terdapat beberapa hubungan antara déjà vu dengan hal-hal tertentu, diantaranya:
o HUBUNGAN DENGAN PENYAKIT
Beberapa ilmuwan telah mencoba untuk menemukan korelasi antara déjà vu dan penyakit psikologi seperti Schizophrenia, kegelisahan, kegilaan dengan harapan untuk menemukan penemuan yang berharga.
Bagaimanapun sampai sekarang tidak ditemuksn korelasi yang khusus antara déjà vu dan Schizophrenia atau penyakit yang lain. Tapi hubungan yang paling dekat antara penyakit kejiwaan adalah antara déjà vu dengan epilepsi. Korelasi ini telah membawa peneliti kepada fakta bahwa déjà vu itu bisa saja terkait dengan kelainan saraf yang menyebabkan kejutan-kejutan listrik di otak. Sebagian besar orang menderita epilepsi ringan (seperti kejutan-kejutan tiba-tiba, yang sering terjadi sesaat sebelum tidur) itu diperkirakan sama dengan kelainan saraf yang menyebabkan déjà vu.
o PENJELASAN BERDASARKAN MEMORI
Bannister dan Zangwill (1941) mencoba menganalisis déjà vu dengan menggunakan hypnosis pada 10 subjek penelitian. Ternyata 3 dari 10 di antaranya mengalami déjà vu. Cleary (2008) mengajukan hipotesis bahwa déjà vu merupakan bentuk dari sesuatu yang telah familiar diketahui yang disebut cripyamnesia adalah susuatu yang telah dipelajari namun tidak disimpan baik di otak, namun pada suatu waktu memori dalam “membukanya” kembali tanpa kendali kita juga merupakan hipotesis penyebab terjadinya déjà vu.
o HUBUNGAN DENGAN OBAT-OBATAN
Taiminen dan Jääskeläinen (2001) menemukan bahwa pengkonsumsian amantadine dan fenolpropanolamine secara bersama-sama untuk meredakan gejala flu bisa memicu terjadinya “gangguan” pada otak dan menyebabkan gejala-gejala déjà vu.


Pengertian Déjà Vu dilihat dari sudut pandang mistik dan agama.


Suatu ketika, di saat sedang bergerak, duduk atau melakukan apapun, secara tiba-tiba saja seseorang merasa terkejut. Entah ada kesadaran apa yang menghentak alam sadar manusia tersebut. Yang ia rasakan adalah keheranan. Sebab, ia seperti sedang melakukan sesuatu yang pernah dialami, namun entah kapan waktunya, dia sendiri tidak tahu. Peristiwa yang dialami orang tersebut benar-benar seperti yang pernah dia alami pada waktu yang entah kapan. Peristiwa inilah yang biasa disebut sebagai deja vu. Hal ini bukanlah sebuah keanehan, tetapi merupakan sesuatu yang wajar, sesuatu yang dialami banyak orang.
Sebagian orang ada yang mengaitkan deja vu ini dengan mistis namun ada juga yang logis, sehingga ada pula yang menyatakan bahwa déjà vu itu merupakan fakta yang logis-agamis.
Segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah ditakdirkan sejak azali, sebagaimana dalam hadis yang shohih bahwa makhluk yang pertama kali diciptakan adalah pena, kemudian Allah memerintahkan pena itu menuliskan segala peristiwa yang terjadi sampai datangnya hari kiamat atau sampai kehidupan berakhir, sampai hal yang mendetail sekalipun. Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa saat seorang janin berada dalam kandungan, ia diberi tahu tentang takdirnya atau segala sesuatu yang akan dia jalani dalam kehidupannya.
Takdir merupakan lorong waktu, segala sesuatu sudah ada dan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, hanya bisa menunggu waktu mana yang akan dijalani. Jadi, seperti yang sering terlihat dalam film-film fiksi, seandainya saja manusia dapat menembus lorong waktu (ini tidak akan mungkin terjadi), maka manusia tersebut dapat melihat peristiwa yang terjadi di masa yang akan datang ataupun masa yang sudah lewat. Kenapa manusia tercipta tidak dapat menembus lorong waktu, sebab ini adalah salah satu kekuasaan yang hanya dimiliki oleh Tuhan saja, manusia dan makhluk lain tidak akan sanggup menembus lorong waktu. Jangankan menembus, memahami esensi waktu saja manusia belum sanggup.
Dimensi waktu adalah dimensi yang dikuasai Tuhan saja. Dan Tuhan mengetahui semua peristiwa yang sudah, sedang dan akan terjadi, sebab Ia Maha Mengetahui Segala Sesuatu, karena itu pula lorong waktu itu memang ada, hanya saja manusia tidak diberikan wewenang untuk masuk dan berpindah-pindah sesuai dengan keinginan manusia itu sendiri.
Lalu, apa hubungannya deja vu, lorong waktu dan deja vu merupakan fakta yang logis agamis? Sebenarnya ketika manusia mengalami déjà vu, harusnya manusia itu menyadari bahwa peristiwa yang sedang terjadi itu sudah ditentukan dan memang sudah ada sejak azali. Sebenarnya hal itu merupakan “bocoran” takdir, namun bocorannya bukan mengenai masa depan namun masa di mana manusia sedang mengalami waktu, dan hal itu merupakan sesuatu yang logis. Orang yang tidak meyakini ini tentu bisa dikatakan orang yang mengingkari takdir dan kekuasaan Tuhan yang Maha Mengetahui.
Déjà vu ini juga dapat berkaitan dengan reinkarnasi, yakni suatu kepercayaan bahwa seseorang dapat lahir kembali dalam jati diri yang berbeda setelah ia mati.. Misalnya, jika sedang bertemu seorang lelaki yang sepertinya kenal, tapi sebenarnya tidak pernah mengenal dia. Hal tersebut memunculkan anggapan bahwa sebenarnya sosok lelaki itu sebenarnya telah berhubungan dekat di kehidupan yang dulu. Atau memang sesuatu yang telah tidak asing di kehidupan yang lalu kini juga menjadi sesuatu yang tidak asing lagi. Atau juga sebaliknya, sesuatu yang dianggap tidak asing, padahal sama sekali belum pernah terjadi. Hal itu juga dapat disebabkan hal itu pernah kita alami pada kehidupan sebelumnya.
Reinkarnasi dalam ajaran Buddha adalah suatu proses untuk mencapai kesempurnaan. Jika masih jahat, tentu tidak akan sempurna. Karena itu, jika gagal dalam kehidupan yang sekarang, maka di kehidupan berikutnya dia akan mendapatkan karma akan kegagalannya. Demikian juga jika sukses, kehidupan berikutnya dia juga akan mendapatkan karma yang baik. Reinkarnasi juga sering dihubungkan dengan kehidupan paralel, misalnya si A pernah merasa bertemu dengan si B, namun si B merasa tidak pernah bertemu dengan si A. Jadi, kehidupan yang sedang dijalani sekarang ini adalah karma dari kehidupan yang sebelumnya. Manusia bereinkarnasi untuk memperbaiki kehidupan sebelumnya (sampai akhirnya mencapai kesempurnaan itu).
www.sekolahasyik.blogspot.com

DeJa Vu,Pengalaman masa Lalu Yang Tidak Nyata



DEja Vu merupakan salah satu aktifitas memori otak manusia
DEja Vu merupakan salah satu aktifitas memori otak manusia
Seringkali dalam hidup ini kita merasakan suatu peristiwa yang kita alami sudah pernah dialami berkali-kali dalam hidup ini,peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung kita anggap telah terjadi pada kehidupan masa lalu kita. Saya pun pernah mengalami hal seperti itu suatu peristiwa yang akan berlangsung telah saya rasakan pada kehidupan saya yang dulu,akan tetapi bila di cari faktanya ternyata saya tidak mengetahui dan mengalami peristiwa tersebut, sehingga saya pernah mengira apakah fenomena ini yang si katakan KARMA, ternyata melalui salah satu artikel saya menemukan jawabnya hal ini di sebut DEJA
Déjà vu berasal dari salah saru kata atau frasa bahasa Perancis yang arti secara harfiahnya adalah “pernah melihat” . Maksudnya, seseorang mengalami suatu pengalaman yang dirasakan olehnya pernah dialami sebelumnya.
Venomena ini (Deja vu) pertama kali di temukan dan diungkapkan oleh seorang ilmuwan Perancis yang bernama Emile Boirac yang telah mempelajarinya pada tahun (1851-1917)  dan dibukukan yang berjudul “L’Avenir des sciences Psychiques” yang ditulisnya pada saat dia mengenyam pendidikan di 
University of Chicago
Definisi déjà vu secara ilmu kejiwaan, menurut Dr. Vernon Neppe MD, PhD, Direktur Pacific Neuropsychiatric Institute (PNI), adalah pengaruh subjektif mengenai anggapan adanya kesamaan pengalaman saat ini dengan masa lalu yang sulit dijelaskan. Sedangkan James Lampinen, profesor psikologi dari University of Arkansas mendefinisikan déjà vu sebagai perasaan begitu kuat mengenai adanya kesamaan global yang terjadi pada situasi baru. Kesamaan pengalaman dalam déjà vu ini bersifat keseluruhan, hingga setiap detail terkecil, mirip sekali dengan yang pernah dialami seseorang di masa lampau. Tapi pengalaman ini selalu disertai dengan perasaan tidak nyata.deja-vu-brain
Pengalaman déjà vu biasanya dibarengi dengan perasaan “sudah kenal” atau “sudah tahu” atau merasa “sudah pernah Mengalami”. Sering kali déjà vu menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan karena manusia seperti dipaksa secara tidak sengaja untuk menyaksikan potongan film kehidupannya yang mungkin menyeramkan, ganjil, atau bahkan tidak masuk akal. Biasanya pengalaman ini berhubungan dengan mimpi walaupun dibeberapa kasus secara jelas pengalaman ini “pernah benar terjadi sebelumnya”.
Déjà vu ini memiliki beberapa variasi, yaitu:
1. Déjà vecu yang artinya pernah mengalami.
2. Déjà senti yang artinya memikirkannya.
3. Déjà visite yang artinya mengunjunginya.
Ada juga 3 tipe déjà vu, yaitu:
1. déjà vu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi (life déjà vu)
2. déjà vu yang berkaitan dengan perasaan (sense/feeling déjà vu)
3. déjà vu yang berkaitan dengan tempat (place déjà vu)
4. Kombinasi dari ketiga gejala déjà vu tersebut, di mana seseorang merasa pernah hidup sebagai orang lain di satu tempat dan waktu yang sama, bahkan merasakan perasaan yang sama pula.
Dari beberapa variasi dan tipe déjà vu diatas, maka dapat ditarik hubungan bahwa:
• Déjà vecu merupakan déjà vu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi (life déjà vu)
• Déjà senti merupakan déjà vu yang berkaitan dengan perasaan (sense/feeling déjà vu)
• Déjà visite merupakan déjà vu yang berkaitan dengan tempat (place déjà vu)
Terkadang déjà vu juga diuraikan seperti perasaan yang telah melihat atau mengalami sesuatu sebelum ketika orang yang mengalami hal tersebut mengetahui kapan dia pernah melakukannya. Namun déjà vu disalahgunakan sebagi suatu pengalaman precognitive, perasaan pernah mengalami sesuatu dan mengetahui persisnya apa yang akan terjadi berikutnya, dan itu terjadi.
Suatu hal yang penting dari déjà vu adalah mengalami sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sedangkan suatu hal yang penting dari precognitive adalah menunjukkan sesuatu yang akan terjadi di masa depan, namun bukan suatu hal yang pernah dilakukan atau dilihat di masa depan.
Déjà vu dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Associative Déjà Vu
Tipe déjà vu yang paling umum dialami oleh orang-orang sehat normal adalah associative secara alami di dunia ini. Manusia melihat, mendengar, membaui atau mengalami suatu kejadian yang berkaitan dengan suatu perasaan bahwa manusia tersebut berhubungan dengan sesuatu yang telah dilihat, didengar, dibaui, atau dialami oleh manusia tersebut. Ilmuwan terdahulu berpikir bahwa déjà vu jenis ini adalah suatu pengalaman “ingatan dasar” dan berasumsi bahwa pusat memori otak yang bertanggung jawab untuk itu.
2. Biological Déjà vu
Ada juga kejadian déjà vu antar orang-orang dengan epilepsi cuping sementara. Tepat sebelum epilepsi, penderita sering mengalami atau merasa déjà vu. Dengan adanya pengklasifiasian di atas dapat teridenfikasi bahwa isyarat otak dimana déjà vu jenis ini dimulai. Namun, dengan alasan ini pula déjà vu jenis ini berbeda gengan tipikal déjà vu sendiri. Orang yang mengalami déjà vu jenis ini mungkin akan mempercayai bahwa mereka telah mengalami peristiwa atau keadaan yang sama sebelumnya, disbanding dengan perasaan yang cepat berlalu.
Pengertian Déjà vu dari sudut pandang psikologi adalah ilusi seperti sudah kenal/ sudah akrab dengan suatu tempat yang sama sekali asing. Timbulnya peristiwa ini diyakini orang sebagai akibat adanya syarat yang sudah dikenali, namun ada dalam sub-ambang kesadaran. Sebagai contoh, ketika berjalan-jalan ditengah kota, beberapa ciri tampak seperti sama dengan penghayatan yang pernah dialami di tempat lain.
Intinya deja vu merupakan suatu fenomena aktivitas otak manusia yang berkaitan dengan memori yang lazim disebut “pemanggilan ulang” Penjelasan ini memperkuat fakta bahwa “penataan ulang memori” pada saat tertentu mempengaruhi keadaan alam sadar manusia ,Bannister dan Zangwill (1941) mencoba menganalisis déjà vu dengan menggunakan hypnosis pada 10 subjek penelitian. Ternyata 3 dari 10 di antaranya mengalami déjà vu. Cleary (2008) mengajukan hipotesis bahwa déjà vu merupakan bentuk dari sesuatu yang telah familiar diketahui yang disebut cripyamnesia adalah susuatu yang telah dipelajari namun tidak disimpan baik di otak, namun pada suatu waktu memori dalam “membukanya” .
Yang jelas hampir 70% manusia pernah mengalami deja vu walau tanpa mereka sadari, dan deja vu bukan merupakan suatu penyakit psikologis maupun penyakit gangguan pada Otak,tatepi lebih pada suatu akibat dari kegiatan otak/memori tentang suatu objek tanpa kita sadari.
sumber:
www.atril.com,
http://sekolahasyik.blogspot.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Déjà_vu.

Dibalik tidur



sleepKita semua tahu yang dimaksud tidur. Tanpa kecuali, setiap orang pasti melakukannya. Mulai dari bayi baru lahir sampai lanjut usia, dari yang normal sampai yang memiliki cacat tubuh, dari yang jiwanya sehat sampai yang mengalami sakit jiwa, semuanya tidur. Bahkan para ilmuwan menemukan fakta mengejutkan, yakni manusia dapat bertahan hidup lebih lama tanpa makanan daripada tanpa tidur. Pun ternyata tidur bukan monopoli manusia semata. Semua jenis mamalia, reptil dan burung memiliki ritme tidur dalam hidupnya.
Tidur sangat penting bagi manusia. Jika tidak, tentunya tidur tidak harus kita lakukan. Fakta bahwa manusia harus tidur menunjukkan betapa pentingnya arti tidur. Berapa lama anda mampu bertahan tanpa tidur? Anda boleh menguji daya tahan diri anda, tapi ingat, tanpa makanan anda bertahan hidup lebih lama daripada tanpa tidur. Batas maksimal tanpa tidur yang tercatat sejauh ini adalah 264 jam, atau sekitar 11 hari. Tanpa makanan anda bisa bertahan sekitar 40 hari. Adapun tanpa minuman, anda bisa bertahan sekitar 3 hari. Apabila diurutkan, berturut-turut paling vital dalam hidup manusia adalah udara, cairan, tidur, dan makanan. Udara menduduki peringkat pertama karena beberapa menit tanpa udara manusia sudah tidak dapat bertahan hidup. Sedangkan tidur menduduki peringkat ke 3.
Percaya atau tidak, kita menghabiskan banyak waktu untuk tidur. Hitung saja, jika rata-rata seseorang tidur 8 jam sehari, itu artinya sudah 1/3 hari digunakan untuk tidur. Jadi kalau anda telah berumur 30 tahun, maka sekurang-kurangnya 10 tahun telah anda habiskan dalam tidur. Bayangkan apa saja yang bisa anda lakukan dalam 10 tahun? Tentunya banyak sekali. Tapi faktanya 10 tahun itu hanya anda habiskan untuk tidur.
Apa sesungguhnya tidur? Tidak mudah menemukan definisi yang tepat mengenai tidur. Ada yang mengatakan mereka yang tidur biasanya tidak menunjukkan perhatian pada lingkungan sekitar dan biasanya tidak melakukan pergerakan. Pada saat tidur, seseorang akan mengabaikan apapun yang terjadi disekitarnya. Namun tidaklah benar jika dalam tidur tidak melakukan pergerakan karena ada saja orang yang berjalan dalam tidur (‘nglindur’ dalam istilah jawa). Pada beberapa binatang, pergerakan yang terjadi malah lebih ekstrim. Lumba-lumba dan mamalia air masih tetap berenang ketika tidur. Demikian juga beberapa jenis burung yang melakukan perjalanan jarak jauh, bisa tidur ketika terbang di angkasa dalam melakukan perjalanan tersebut. Misalnya burung albatros, yang secara rutin melakukan perjalanan terbang tanpa henti sejauh puluhan ribu kilometer dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan pada saat pergantian musim, tetap terbang meski dalam keadaan tidur.
Banyak orang bertanya-tanya, apakah tidur itu termasuk kesadaran atau ketidaksadaran. Kita tahu bahwa kesadaran adalah keadaan dimana persepsi, pikiran, perasaan, dan ingatan seseorang aktif. Pada saat tidur, manusia tetap berpikir seperti halnya ketika bermimpi. Meski tentu saja berpikir saat jaga dan saat tidur berbeda. Ingatan seseorang juga tetap bekerja selama tidur seperti terlihat dari fakta kita mengingat mimpi-mimpi yang kita alami. Ketika tidur, seseorang tetap peka dengan rangsangan dari luar, misalnya suara gaduh atau disiram air bisa membangunkan seseorang yang tidur. Oleh karena itu tidur digolongkan sebagai kesadaran.
Lalu apa definisi tidur? Sebagai acuan, tidur bisa diartikan sebagai bagian dari periode alamiah kesadaran yang terjadi ketika tubuh direstorasi (diperbaiki) yang dicirikan oleh rendahnya kesadaran dan keadaan metabolisme tubuh yang minimal. Secara otomatis, otak kita memprogram untuk tidur begitu gelap datang dan terbangun ketika terang tiba. Pun kita bisa tidur kapan saja, baik karena mengantuk ataupun dipengaruhi obat-obatan.
Mengapa manusia harus tidur?
Fakta bahwa manusia dapat bertahan hidup lebih lama tanpa makanan daripada tanpa tidur menunjukkan bahwa tidur memiliki peranan vital dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu banyak penelitian telah dilakukan untuk memahami fenomena tidur. Salah satunya adalah mengenai sebab-sebab mengapa manusia harus tidur. Namun setelah puluhan tahun penelitian diadakan, sampai saat ini para ilmuwan tetap belum sepakat mengenai sebab-sebabnya.
Salah satu teori yang dikemukakan para ilmuwan untuk menjelaskan sebab-sebab manusia harus tidur adalah teori restorasi. Teori tersebut berpandangan bahwa tidur diperlukan untuk mengisi ulang pikiran dan perbaikan tubuh yang dihabiskan selama keadaan kita aktif dalam kehidupan keseharian. Teori ini bisa dianalogikan dengan motor. Kita tahu apabila motor dipakai terus menerus namun tidak diperbaiki ke bengkel secara teratur, maka motor secara bertahap akan mengalami kerusakan yang makin lama akan makin parah. Oleh karena itu setelah pemakaian sampai kilometer tertentu, motor harus di reparasi, ganti pelumas, dan mungkin di ganti komponen-komponen yang rusak. Demikian juga dengan otak dan tubuh kita. Diperlukan suatu perbaikan atau restorasi otak dan kerja organ tubuh lainnya agar bisa terus berfungsi optimal.
Berdasarkan teori restorasi, sekurangnya ada 6 hal yang diduga kuat merupakan sebab dari mengapa manusia harus tidur :
1. Perbaikan sel otak. Dengan tidur, otak berkesempatan untuk istirahat dan memperbaiki neuron-neuron (sel-sel otak) yang rusak. Tidur juga berperan menyegarkan kembali koneksi penting antar sel-sel otak yang kurang digunakan. Hal ini bisa dianalogikan kembali dengan motor. Apabila motor jarang digunakan maka tetap harus dipanaskan secara rutin untuk menjaga kinerja mesin agar tetap baik. Apabila tidak dipanaskan, aliran pelumas, aliran bahan bakar, putaran mesin, dan lainnya bisa berjalan tidak benar yang bisa menyebabkan kerusakan seluruh mesin. Hal yang sama terjadi pada otak. Ada koneksi-koneksi antar sel otak yang jarang digunakan yang memerlukan pemanasan secara rutin. Bentuk pemanasan otak bagi manusia berupa tidur.
2. Penyusunan ulang memori. Tidur memberikan kesempatan kepada otak untuk menyusun kembali data-data atau memori agar bisa menemukan solusi terhadap sebuah masalah. Pada saat merasa pusing dan tidak tahu harus berbuat apa dalam menghadapi suatu masalah, tidurlah, sangat mungkin setelah tidur solusi dalam memecahkan yang anda hadapi akan ditemukan.
3. Penghematan energi. Tidur menghasilkan rata-rata metabolisme tubuh dan konsumsi energi yang rendah. Oleh karena itu apabila seseorang kurang cukup makan atau memiliki asupan energi yang sedikit, maka tidur menjadi alternatif karena tidak banyak mengeluarkan energi.
4. Sistem kardiovaskular atau peredaran darah berisitirahat selama tidur. Peneliti menemukan bahwa orang dengan tekanan darah normal atau tinggi akan berkurang 20-30% tekanan darahnya, dan berkurang 10-20% denyut jantungnya.
5. Perbaikan enzim dan otot-otot tubuh. Selama tidur sel-sel otot tubuh yang rusak atau tua digantikan oleh sel-sel baru. Proses penyembuhan cedera lebih cepat dalam keadaan tidur.
6. Produksi hormon. Banyak hormon diproduksi dalam darah selama tidur. Misalnya hormon pertumbuhan pada anak-anak dan remaja, yakni hormon luteinizing yang berperan dalam pencapaian pubertas atau kematangan dan proses reproduksi dihasilkan ketika tidur.
Teori lain yang dikemukakan para ahli adalah teori adaptasi non-respon. Teori ini muncul dari paradigma teori evolusioner. Tidur dianggap sebagai upaya untuk mempertahankan hidup atau survival. Sejak jaman purba diketahui bahwa banyak binatang pemangsa mencari mangsa bergerak di malam hari. Oleh karena itu tidur pada malam hari membuat nenek moyang manusia jaman purba terhindar dari pemangsa. Kebiasaan ini terekam dalam DNA manusia yang selanjutnya diwariskan secara turun menurun sampai sekarang.
Berapa banyak waktu ideal yang diperlukan untuk tidur?
Banyaknya waktu tidur yang diperlukan seseorang tergantung pada banyak faktor, diantaranya usia, kesehatan, daya tahan fisik, dan aktivitas mental. Secara umum, bayi yang baru lahir memerlukan tidur sekitar 16 jam sehari. Pada usia 6 bulan setelah kelahiran, waktu tidur menurun menjadi sekitar 13 jam sehari. Remaja memerlukan rata-rata waktu tidur sekitar 9 jam sehari. Sedangkan kebanyakan orang dewasa memerlukan tidur rata-rata 7-8 jam sehari. Tentu saja banyak orang yang tidur diluar waktu ideal tersebut. Ada yang tidur lebih lama atau lebih sedikit dari waktu ideal yang diperlukan untuk tidur.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas California San Diego bekerjasama dengan perkumpulan Masyarakat Kanker Amerika (American Cancer Society) menunjukkan adanya hubungan antara waktu tidur dan tingkat kematian. Dipublikasikan tahun 2002 dalam jurnal Archives of General Psychiatry, mereka menemukan bahwa seseorang yang tidur antara 6-7 jam sehari memiliki rata-rata tingkat kematian paling rendah. Adapun angka rata-rata harapan hidup terbaik ada pada mereka yang tidur selama 7 jam sehari.
Seseorang yang tidur 8 jam atau lebih dan atau kurang dari 4 jam pada malam hari menunjukkan peningkatan signifikan rata-rata tingkat kematian dibandingkan dengan mereka yang tidur 6-7 jam sehari. Mereka yang tidur 8 jam sehari, 12 % lebih tinggi resiko kematiannya dalam 6 tahun dibandingkan dengan mereka yang tidur 7 jam sehari. Mereka yang tidur kurang dari 5 jam sehari hidup lebih lama daripada mereka yang tidur 8 jam atau lebih dalam sehari. Penelitian selama 6 tahun yang melibatkan 1,1 juta subjek penelitian berumur antara 30-102 tahun tersebut menunjukkan kepada kita bahwa tingkat tidur paling ideal bagi orang dewasa adalah 6-7 jam sehari, dimana 7 jam sehari adalah yang terbaik. Tidur selama itu diharapkan bisa mengurangi resiko kematian. Sebaliknya penelitian tersebut memperingatkan kita agar jangan tidur lebih dari 8 jam sehari atau kurang dari 4 jam sehari sebab mempertinggi resiko kematian.
Penelitian lain di Jepang yang melibatkan 104,010 partisipan yang terdiri dari 43,852 laki-laki dan 60,158 perempuan dengan rentang umur 40-79 tahun, oleh oleh Dr. Akiko Tamakoshi dan Dr. Yoshiyuki Ohno menunjukkan hal serupa. Sebagaimana dipublikasikan dalam Jurnal Sleep dengan judul ‘Self-Reported Sleep Duration as a Predictor of All-Cause Mortality: Results from the JACC Study, Japan’, durasi tidur selama 7 jam pada malam hari memiliki resiko kematian paling rendah. Diketahui juga bahwa ternyata laki-laki tidur lebih lama dibanding perempuan dan orang yang lebih tua tidur lebih lama daripada yang lebih muda.
Bagaimana dengan waktu tidur binatang? Waktu tidur setiap binatang bervariasi. Anjing rata-rata tidur selama 10,1 jam sehari. Kucing rata-rata tidur 12,5 jam sehari. Opossum memiliki rata-rata waktu tidur 18 jam sehari. Gajah memiliki rata-rata waktu tidur 3 jam sehari. Rupanya semakin besar tubuhnya maka waktu tidur semakin pendek. Dimungkinkan karena binatang yang lebih besar memiliki rata-rata penggunaan otak, metabolisme dsan temperatur tubuh yang lebih rendah sehingga hanya diperlukan waktu lebih sedikit untuk tidur.
Benarkah ada hutang tidur?
Didin seorang pekerja keras. Ia bekerja untuk perusahaannya nyaris tanpa kenal waktu. Pada hari kerja tidurnya kurang dari 4 jam di malam hari. Ia melunasi hutang tidur pada saat hari libur tiba. Pada hari sabtu ia akan tidur sepanjang hari. “tidur sepanjang hari di hari libur sudah berhasil mengembalikan kondisiku menjadi fit, dan siap bertarung untuk minggu berikutnya”, demikian pengakuannya.
Sedikit berbeda dengan Didin, Eko percaya tidur yang baik adalah 7 jam sehari. Oleh karena itu jika pada hari senin hanya tidur 5 jam, maka ia akan memperpanjang tidurnya pada hari selasa menjadi 10 jam. Ia mengakui pentingnya tidur. Oleh karena itu ia sangat memperhatikan waktu tidur. Tidur dianggap seperti uang. Jika kurang dari 7 jam maka dianggap berhutang yang berarti harus dilunasi esoknya.
Benarkah pendapat kedua orang itu? Jim Horne, salah seorang peneliti tidur paling terkemuka mengatakan bahwa hutang tidur hanyalah mitos. Pada kenyataannya orang yang mengalami kekurangan tidur sangat serius, paling hanya membutuhkan tidur normal dimalam hari selama 2 atau 3 kali saja untuk kembali normal. Jika selama 5 hari berturut-turut kekurangan tidur selama 2 jam, maka pada hari ke 6 tidak diperlukan tidur tambahan sebanyak 10 jam. Cukup dengan tidur normal pada hari ke 6 maka kondisi tubuh akan kembali normal.
Orang Inuit, yang merupakan salah satu suku eskimo di kutub utara tidur 14 jam sehari pada saat musim dingin dan 6 jam sehari pada saat musim panas. Pada musim panas mereka tidak menemui masalah kekeurangan tidur meskipun terdapat selisih jam tidur sebanyak 8 jam sehari. Jadi yang terpenting tetap tidur dengan waktu normal di malam hari sebagai pengganti waktu tidur yang kurang normal dihari-hari sebelumnya.
Meskipun hutang tidur lebih mirip mitos, namun harus diperhatikan bahwa jika mengalami kekurangan waktu tidur secara terus menerus dalam jangka lama, berbagai efek negatif akan menimpa, seperti kelelahan serta penurunan kemampuan belajar. Jadi tetap lebih baik tidur secara normal.
Mengapa atlet harus tidur cukup?
Apabila anda penggemar sepakbola, anda tentu cukup familiar dengan peraturan ketat di klub-klub sepakbola yang melarang pemainnya begadang. Bahkan ada ancaman denda bagi yang melanggarnya. Peraturan itu bukan tanpa dasar. Dipercaya bahwa tidur sangat mempengaruhi performa pemain di lapangan.
Seorang pemain sepakbola, demikian juga atlet dalam bidang lainnya, memerlukan yang namanya kewaspadaan-psikomotor (psychomotor vigilance), yakni kesiapsiagaan dan kemampuan untuk melakukan berbagai tugas-tugas mental. Kewaspadaan ini mencakup reaksi yang cepat dan perhatian tanpa henti terhadap permainan. Bayangkan jika seorang pemain sepakbola tidak memiliki reaksi yang cepat, tidak lucu jika harus berpikir lama hanya untuk menentukan arah bola hendak ditendang.
Kewaspadaan-psikomotor dipengaruhi oleh tidur. Saat terjaga setiap orang mengalami tekanan fisik dan mental yang tinggi. Tidur berperan menyeimbangkannya dengan penurunan tekanan sehingga mencapai tekanan yang rendah. Siklus itu alamiah terjadi dan telah diatur oleh jam biologis manusia. Seseorang hanya bisa melampaui tekanan fisik dan mental yang tinggi jika cukup beristirahat dalam kondisi tekanan fisik dan mental yang rendah. Oleh karenanya apabila kurang tidur, maka kewaspadaan-psikomotor saat terjaga juga akan sangat rendah. Artinya performa atlet di lapangan juga akan rendah. Tidak heran jika batasan jam tidur selalu dibuat. Penelitian juga menunjukkan apabila seorang atlet dibiarkan tidur sampai benar-benar terlelap dan cukup, maka mood, tingkat energi dan perasaan sejahtera meningkat tajam. Hal tersebut tentu sangat berguna dalam menghadapi pertandingan. Kombinasi dari kewaspadaan-psikomotor, mood, tingkat energi yang tinggi dan perasaan sejahtera atau bahagia akan membuat seorang atlet mencapai performa puncak di lapangan
 www.psikologi-online.com

Memahami Parapsikologi



parapsikoloPengalaman luar biasa
Anda pernah mengalami hal-hal luar biasa dalam hidup Anda? Pengalaman itu benar-benar sangat berbeda dengan pengalaman Anda biasanya. Anda seperti berubah menjadi orang lain saat itu. Kadang, Anda seolah-olah berada di dunia yang berbeda.
Pengalaman luar biasa tidak eksklusif. Banyak orang mengalaminya. Mungkin, Anda juga. Anda bisa mengalami pengalaman luar biasa hampir dalam segala aspek dalam kehidupan. Misalnya saat jatuh cinta, Anda merasakan dunia yang luar biasa yang sangat berbeda dengan biasanya. Lalu saat membaca sebuah buku atau menonton film di mana Anda begitu terlarut di dalamnya. Seolah-olah Anda merupakan bagian ceritanya. Atau saat Anda menemukan ide kreatif yang mengejutkan Anda sendiri bahwa Anda bisa.
Salah satu pengalaman luar biasa yang sering dilaporkan orang adalah peningkatan performa. Biasanya performanya biasa-biasa saja, tiba-tiba menjadi sangat luar biasa. Misalnya saat Anda tiba-tiba bisa bermain sepakbola luar biasa dan tak kenal lelah padahal biasanya bermain 10 menit sudah ngos-ngosan. Begitu juga Anda bisa menulis karya hebat, mencipta musik fenomena, dan karya seni agung pada saat Anda mengalami pengalaman luar biasa itu. Dalam kondisi normal, Anda tidak mampu melakukannya.
Pengalaman luar biasa di atas masih merupakan pengalaman pada hal-hal yang normal. Namun mungkin Anda juga pernah mengalami pengalaman luar biasa seperti melihat hantu, bermimpi gempa ternyata ada gempa sungguhan, mengatakan akan ada yang datang dan tiba-tiba betul ada yang datang, atau yang lainnya. Pengalaman luar biasa itu sesuatu yang tidak normal. Berikut adalah pengalaman-pengalaman luar biasa tidak normal yang sering dilaporkan orang.
  1. Mengaku melihat hantu dan bahkan mampu menggambarkan bentuk rupa hantu dalam lukisan.
  2. Merasa akan bertemu seseorang dari masa lalu, ternyata betul-betul bertemu dengan teman saat sekolah dasar.
  3. Mimpi terjadinya sesuatu, dan ternyata hal itu benar-benar terjadi
  4. Tanpa tahu mengapa sangat terdorong untuk membatalkan kepergian naik alat transportasi tertentu, dan ternyata alat transportasi itu mengalami kecelakaan.
  5. Menyembuhkan orang dari jarak jauh
  6. Mampu membengkokkan sendok dengan pikiran dan mampu meramalkan headlines berita suratkabar (Dedi Corbuzier)
  7. Ada yang mati suri, dan ketika hidup lagi mengaku telah mengalami alam kematian.
Fenomena luar biasa yang banyak dialami orang itu, mungkin termasuk Anda, disebut fenomena paranormal atau fenomena psi. Bagaimanapun, pengalaman luar biasa itu merupakan bagian dari pengalaman psikologis manusia. Oleh sebab itu, fenomena paranormal juga perlu diketengahkan. Dalam ilmu psikologi ada juga cabang tersendiri yang khusus mempelajari fenomena paranormal, yakni parapsikologi.
Apakah arti paranormal?
Anda pasti sering mendengar kata paranormal. Di negeri kita, kata tersebut lazim sekali digunakan untuk orang-orang yang dianggap memiliki kekuatan luar biasa atau menjadi kata lain untuk dukun. Beberapa di antaranya sangat terkenal, laiknya selebritis, seperti Ki Gendeng Pamungkas, Permadi, sampai Ki Joko Bodo. Mereka dianggap mampu melakukan hal-hal luar biasa yang tidak bisa dilakukan manusia biasa lainnya. Termasuk di antara kemampuan luar biasanya adalah kemampuan menyantet. Pada saat Presiden AS, George W. Bush datang ke Indonesia, Ki Gendeng Pamungkas muncul di TV dan menyatakan mau menyantet Presiden Bush.
Paranormal berasal dari bahasa Yunani. ‘Para’ artinya ‘di luar’ atau ‘melampaui’, dan normal. Jadi dari asal katanya, paranormal berarti sesuatu di luar normal atau melampaui hal-hal normal. Secara definitif, paranormal adalah istilah yang digunakan untuk segala jenis fenomena psikis, pengalaman atau kejadian yang terlihat memiliki hubungan dengan jiwa (psike) atau pikiran (mind), dan yang tidak dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip fisika.
Jadi, jika ki Gendeng Pamungkas, benar-benar mampu menyantet. Maka dia bukan paranormal. Mungkin lebih tepat jika Ki Gendeng Pamungkas disebut paranormalis. Santet itu sendiri yang dianggap paranormal. Salah satu bentuk santet yakni memasukkan jarum, lidi, ijuk ke dalam tubuh seseorang dari jarak jauh, tanpa pernah kontak dengan objeknya, tidak dapat diterangkan dengan hukum-hukum fisika saat ini.
Anda pernah menonton film Star Wars? Dalam film itu ditunjukkan bahwa orang bisa bepergian dari satu tempat ke tempat lain antar galaksi dalam bentuk cahaya. Jika mau berangkat merubah diri menjadi cahaya. Jika sudah sampai, lantas merubah diri lagi menjadi materi. Barangkali, santet bekerja dalam prinsip demikian itu. Ijuk sebagai materi berubah menjadi cahaya, begitu sampai di perut seseorang berubah lagi menjadi materi ijuk. Namun itu hanya kemungkinan penjelasan. Sampai saat ini tidak ada hukum fisika yang bisa menerangkan perubahan itu, bahkan hukum fisika yang diketahui saat ini menyatakan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi. Intinya, santet tidak dapat diterangkan dengan hukum fisika, dan oleh sebab itu santet adalah gejala paranormal.
Apakah arti psi?
Psi adalah kata lain untuk paranormal. Jadi, psi juga merupakan istilah untuk semua jenis fenomena psikis, pengalaman atau kejadian yang terlihat memiliki hubungan dengan jiwa (psike) atau pikiran (mind), dan yang tidak dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip fisika.
Selanjutnya, dalam buku ini akan digunakan istilah psi saja. Tidak digunakannya istilah paranormal karena pengertian populer di masyarakat tentang paranormal juga menyangkut orang yang melakukan tindak paranormal. Oleh sebab itu bisa menjadi rancu.
Ada istilah lain yang kadang digunakan untuk menjelaskan fenomena psi, yakni gaib atau anomali. Gaib atau anomali adalah fenomena luar biasa yang terjadi diluar nalar ilmu pengetahuan biasa. Dengan penjelasan biasa, Anda tidak bisa menerangkannya. Gaib dan psi sedikit berbeda. Gaib mencakup hal-hal di luar diri manusia yang tidak dapat diterangkan dengan nalar ilmu pengetahuan biasa, misalnya UFO (piring terbang), segitiga bermuda, monster di danau Lochness, bigfoot di Himalaya, dan lainnya. Sedangkan psi hanya jika sesuatu yang tidak dapat diterangkan nalar pengetahuan itu diperkirakan memiliki kaitan dengan pikiran atau jiwa seseorang.
Salah satu kejadian gaib adalah yang pernah saya alami sendiri saat SMA. “Suatu malam, BKKBN atau badan yang mengurusi Keluarga Berencana (KB), memutar film layar tancap di lapangan. Saya bersama orang sekampung menontonnya (kampung saya saat itu termasuk terpencil, jarak terdekat dengan kampung lain tidak kurang dari 3 km). Menjelang film usai, saya melihat cahaya meteor meluncur cepat dari atas langit. Ternyata, tidak seperti meteor umumnya, makin lama pergerakannya makin lambat. Terlalu lambat untuk sebuah meteor. Lebih mirip seperti gerakan pesawat yang melambat. Tampak jelas kalau ‘meteor’ itu akan jatuh tidak jauh dari lapangan. Lalu tiba-tiba, seperti kembang api, meteor itu meledakkan cahaya (tanpa suara ledakan) menjadi berwarna merah, kuning dan hijau dan menyinari cukup terang dedaunan rimbun di sebuah kebun yang berjarak hanya kira-kira 100 meter dari lapangan.”
Menurut Anda apakah mungkin itu meteor? Jika meteor, mengapa melambat  dan kemudian memendarkan cahaya pelangi? Meteor tidak berperilaku seperti itu. Jika Anda menganggap kembang api, adakah kembang api yang meluncur seperti meteor dari langit jauh meluncur sampai ke bawah (tidak kurang dari 1 menit saya melihatnya)?  Jika bukan meteor dan kembang api, lalu apa?
Semula saya berpikiran kalau saya salah lihat atau hanya halusinasi saja. Saya bertanya pada teman-teman apakah ada yang melihatnya juga. Ternyata, dari sekian  banyak orang, ada beberapa yang mengaku melihatnya juga. Jadi, itu bukanlah halusinasi dan tidak mungkin salah lihat. Pertanyaannya, fenomena apakah itu? Sampai saat ini saya belum tahu jawabannya”
Buku ini tidak membahas hal-hal gaib. Buku ini adalah tentang fenomena psi manusia. Hal-hal gaib bisa saja merupakan fenomena psi. Namun sepanjang belum diketemukan adanya kaitan antara fenomena gaib itu dengan pikiran atau jiwa seseorang, maka belum bisa dikatakan fenomena psi. Hanya jika sesuatu yang gaib itu diperkirakan memiliki kaitan dengan pikiran atau jiwa, barulah yang gaib itu disebut psi.
Apa saja bentuk-bentuk psi? Secara garis besar ada dua jenis psi, yaitu psi-gamma dan psi-kappa. Psi-gamma adalah paranormal pikiran, yakni ESP (extra sensory perception) atau lebih dikenal di masyarakat sebagai indera keenam. Psi-kappa adalah paranormal tindakan. Contohnya membengkokkan sendok dengan pikiran, atau menyantet.
Secara keseluruhan ada banyak fenomena yang bisa digolongkan dalam fenomena psi.  Beberapa di antara fenomena psi adalah telepati (koneksi antar pikiran), clairvoyance (perolehan informasi dari jarak jauh atau dari ruang dan waktu yang berbeda), precognition, psikokinesis, pengobatan psi (termasuk pengobatan jarak jauh), poltergeist, reinkarnasi, pengalaman sesudah mati (mati suri), pengalaman menjelang mati, dowsing, dan remote vieweing (secara lengkap akan dibahas di bab 2)
Apakah informasi psi?
Informasi psi adalah segala macam informasi yang Anda terima terkait dengan fenomena psi. Misalnya dorongan hati agar tidak jadi naik pesawat terbang yang ternyata kemudian jatuh ke laut. Lalu misalnya mimpi bertemu dengan teman yang berpamitan pada Anda, tahu-tahu besoknya teman Anda itu meninggal.
Bagaimana suatu informasi bisa disebut psi? Agar disebut psi, informasi itu memiliki hubungan yang secara kualitatif berbeda dengan cara normal manusia. Informasi itu mesti berbeda dengan komunikasi verbal maupun nonverbal yang biasa, berbeda sensasi dengan yang biasa dirasakan, berbeda juga dengan gerakan tubuh biasanya. Jika tidak berbeda, bukan psi namanya.
Misalkan Anda tertidur ketika menonton televisi. Jadi gantian, televisi yang kemudian menonton Anda. Nah, saat itu Anda bermimpi ada pembunuhan sadis. Pagi harinya, Anda mengetahui adanya pembunuhan sadis di kota Anda. Jadi, seolah-olah Anda telah meramalkan kejadiannya. Pertanyaannya, apakah Anda mengalami pengalaman psi?
Bisa jadi Anda mengalami pengalaman psi, bisa jadi tidak. Boleh jadi televisi tengah menayangkan berita tentang pembunuhan atau film tentang pembunuhan. Informasi yang Anda dengar dalam keadaan tidur itu masuk ke otak Anda dan lantas diolah otak menjadi mimpi. Hal itu sangat mungkin. Otak Anda memiliki kemampuan untuk tetap mengolah informasi yang masuk ke indera Anda. Misalnya saat orang ngelindur, tidak jarang bisa diajak bercakap-cakap. Itu bukti bahwa orang tidur bisa merespon. Dalam kasus ekstrim, orang yang mengalami koma dan hampir mati, ketika sadar bisa menerangkan kembali apa saja yang telah terjadi di sekelilingnya saat tidak sadar. Jadi, boleh jadi, informasi pembunuhan dalam mimpi yang Anda alami bukanlah psi.
Para ahli parapsikologi mengakui bahwa seseorang mungkin menerima lebih banyak informasi psi dari yang disadari. Semacam gunung es. Hanya sedikit informasi yang muncul di permukaan dan Anda sadari. Sebagian besar ada di bawah permukaan dan tidak Anda sadari. Informasi psi mungkin baru bisa Anda terima dalam keadaan tidak sadar, serta dalam kondisi tubuh dan pikiran rileks. Atas alasan ini, banyak ahli sedang berusaha meneliti kondisi-kondisi dan teknik-teknik yang membuat seseorang mampu mendeteksi lebih baik informasi psi yang diterima. Sampai saat ini dipercaya bahwa mimpi, relaksasi yang dalam, meditasi, dan hipnosis meningkatkan kepekaan terhadap informasi psi.
Yoga, salah satu teknik olah tubuh untuk membuat tubuh dan pikiran dalam kondisi rileks, dipercaya dapat juga meningkatkan kepekaan terhadap informasi psi. Pada jaman dulu, ada legenda yang menyebutkan bahwa untuk menjadi sakti seseorang harus bertapa menyepi dan puasa berbulan-bulan lamanya. Kadang kala malah bertahun-tahun. Boleh jadi, bertapa dan puasa itu merupakan teknik mereka untuk meningkatkan kepekaan terhadap informasi psi yang mereka terima.
Apakah kemampuan psi dimiliki semua orang?
Pertanyaan penting tentang psi adalah apakah psi dimiliki setiap orang atau hanya dimiliki oleh mereka yang diberkahi khusus? Pemahaman populer masyarakat menyebutkan bahwa psi hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki bakat istimewa saja. Apakah hal tersebut benar?
Sebuah penelitian, yang diberi nama ‘ganzfeld’ dirancang untuk membuktikan asumsi tersebut. Prosedur ganzfeld adalah sebuah prosedur penelitian yang dilakukan untuk membuktikan apakah seseorang bisa atau sanggup mendeteksi dan mengirimkan informasi psi. Penelitian tersebut dilakukan di Maimonides Hospital dan Psychophysical Research Laboratories di Princeton, Amerika Serikat.
“Ada dua kelompok orang yang diteliti, yakni pengirim pesan dan penerima pesan. Para penerima pesan dikondisikan untuk mengalami keadaan mirip mimpi. Mata para penerima pesan ditutupi bola pingpong yang digerakkan sehingga tercipta pola visual pada penerima pesan berupa terang-gelap. Pada saat bersamaan mereka mendengarkan suara berisik yang tidak berpola (dua suara dari dua radio FM). Dengan cara ini, penerima pesan dikelilingi oleh area sensorik yang sama, yang membuat mereka berada dalam keadaan antara jaga dan tidur.
Pengirim pesan berada dalam ruangan berbeda. Sang pengirim pesan memilih secara acak sebuah gambar atau video klip dari banyak pilihan yang tersedia. Pilihan itu secara langsung ditayangkan dalam layar monitor di ruangan lain. Hanya sang pengirim pesan yang tahu gambar atau video klip apa yang dipilihnya. Pengirim pesan berkonsentrasi pada gambar atau video klip pilihannya. Lalu penerima pesan diharapkan untuk mendeskripsikan apa yang ada dalam pikirannya. Penerima pesan mendeskripsikan dengan suara keras semua yang dipikirkannya dan semua bayangan yang diingatnya. Peneliti merekam semua yang dikatakan penerima pesan.
Pada akhir penelitian, empat gambar yang berbeda (salah satunya gambar yang dipilih pengirim pesan) ditampilkan dalam monitor di ruangan penerima pesan. Berdasarkan bayangan mental yang dialami, penerima pesan harus menyebutkan mana gambar yang dikirim oleh pengirim pesan. Penerima pesan hanya memiliki sekali kesempatan menyebutkan. Ternyata, penerima pesan jauh lebih sering mampu menyebutkan dengan benar pilihan pengirim pesan. Mereka cenderung benar. Kadang kala malah sangat akurat deskripsinya.”
Setelah ribuan orang mengikuti eksperimen tersebut dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun, bukti-bukti semakin bertumpuk menguatkan pendapat bahwa semua orang memiliki kemampuan psi. Hanya saja ada yang mampu memaksimalkannya, dan sebagian besar yang lain hanya mendiamkannya saja. Mereka yang dianggap diberi bakat istimewa sangat dimungkinkan hanya karena mereka mampu memanfaatkannya lebih maksimal. Secara potensial, psi ada pada setiap manusia.
Ada sebuah temuan yang menarik dari beberapa penelitian, yakni bahwa orang lebih akurat menebak pada kesempatan pertama daripada kesempatan selanjutnya. Sepertinya, kesempatan pertama lebih bersih dari berbagai pengaruh pertimbangan sehingga lebih mungkin merupakan fenomena psi. Setidaknya itu juga diyakini masyarakat umum. Banyak penjudi nomor buntut bertanya pada sembarang orang nomor apa yang dipikirkan. Jawaban yang spontan dan pertama kali dari orang itu digunakan sebagai nomor taruhan. Adapun jawaban kedua atau yang dipikirkan dulu tidak akan dipakai. Jawaban pertama dan spontan dianggap masih bersih dan dinilai sebagai  fenomena psi.
Apakah arti parapsikologi?
Parapsikologi adalah kajian ilmiah tentang fenomena psi. Dalam parapsikologi, fenomena psi betul-betul dipelajari dalam prosedur penelitian ilmiah yang ketat dan terukur. Berbagai pusat penelitian tentang psi ada di berbagai universitas di dunia, misalnya di Duke University, Amerika Serikat (pada tahun 1930-an berdiri laboratorium parasikologi pertama di dunia di universitas ini. Jb Rhine, pendirinya, kemudian dikenal sebagai bapak parapsikologi modern), dan di Edinburg University, Skotlandia. Bahkan universitas dunia, sekelas universitas Harvard dan Stanford, di Amerika Serikat, menawarkan juga studi tentang psi.
Kelompok studi tentang psi yang pertama kali berdiri adalah Society for Psychical Research, pada tahun 1882 di London, Inggris. Menyusul dua tahun kemudian berdiri kelompok studi serupa di Boston, Amerika Serikat. Sejak saat itu pula sampai hari ini, penelitian tentang psi masih belum meyakinkan banyak orang tentang keberadaannya. Bahkan sebagian ilmuwan jelas-jelas menolak bahwa psi itu ada. Namun meskipun masih kontroversial di kalangan ilmuwan, rakyat kebanyakan umumnya mempercayainya.
Meskipun, seperti kita ketahui ada banyak fenomena psi. Para ahli parapsikologi biasanya hanya berkonsentrasi mempelajari empat macam yang utama saja, yakni telepati, clairvoyance, prekognisi dan psikokinesis. Fenomena psi yang lain belum mendapatkan perhatian yang memadai. Bahkan meskipun diketahui bahwa fenomena psi ditemukan hampir di semua budaya. Boleh dibilang tidak ada budaya yang tidak mengenal psi. Di masyarakat, berkembang juga berbagai macam ilmu tentang astrologi, sihir, dan sulap. Namun, hal-hal tersebut bukan studi ilmiah sehingga harus dibedakan dengan parapsikologi.
www.psikologi-online.com